Ribuan pasang mata jadi saksi di tepian Sungai Bengawan Njero menyaksikan Festival Dayung Tejoasri (FDT) 2025 yang menampilkan lomba dayung sebagai event tahunan dan wisata daerah, Minggu 14 September 2025.
Sejak pukul 09.00 WIB, kemeriahan penonton yang mendukung tim jagoannya langsung terlihat. Semangat persertapun terus bergelora meski dibawah terik matahari.
Diikuti ratusan peserta dari berbagai wilayah di Lamongan, event ini juga menarik kehadiran peserta dari wilayah lain.
Yuhronur Efendi Bupati Lamongan menyampaikan, festival ini bukan sekedar hiburan, tapi juga tradisi.
“Festival ini bukan hanya sekedar hiburan, namun wadah pelestarian budaya bahari. Dayung identitas masyarakat sungai,”ujarnya.
Senada dengan itu, Yusuf Bachtiar Kepala Desa Tejoasri menyampaikan, event ini tidak hanya sekedar olahraga, tapi juga sarana persaudaraan.
“Bukan sekedar olahraga, Festival Dayung ini juga sarana mempererat persaudaraan antar warga,”tuturnya.
Gelegar Festival makin lengkap dengan tampilnya seni tradisional dan bazar UMKM yang dipadati sebanyak 100 stan UMKM. Sebanyak 61 UMKM dsri Tejoasri, sisanya 39 dari desa lain.
Berkenaan dengan itu, Yusuf menambahkan, UMKM sudah memadati lokasi sejak Sabtu.
“UMKM sudah datang ke lokasi sejak Sabtu. Mereka memadati lokasi dan langsung berjualan produk masing-masing,”tambahnya.
Ditanya tentang omzet UMKM dalam event FDT, Ia menjawab omzetnya luar biasa.
“Omzet UMKM dalam event ini Insya Alloh mencapai ratusan juta rupiah. Kehadiran UMKM selama 2 hari Alhamdulillah memompa denyut ekonomi Tejoasri dan sekitarnya.
FDT mengalami kenaikan jumlah peserta pada tahun ini. Tercatat kali ini ada 40 an peserta, sedangkan tahulln lalu hanya 25 peserta.
Kemeriahan event dirasakan sangat menghibur warga. Budi penonton asal Sukodadi mengatakan senang melihat tontonan yang jarang ada. Ia mengakui jika acara ini sangat menghibur. Dan anak-nya pun senang dan sekaligus ikut berbelanja di UMKM.
FDT tahun ini menjadi pelaksanaan ke-3 yang digelar setiap tahun dan menjadi event kebanggan Tejoasri.
“Semoga event ini bisa terus kami laksanakan. Tidak hanya sebagai event tahunan, ini juga representasi kejayaan masa lampau yang kami hadirkan sekarang sesuai dengan sejarah tua Bengawan Solo. Meski olahraga tradisional kami yakin ini menjadi nasional dan magnet budaya di masyarakat” pungkas Yusuf Kades Tejoasri.